3 kantung garam
“huh,
lagi-lagi garam.” Keluh tobi ketika hendak makan dan hanya ada nasi serta garam
di atas meja makan. Mendengar perkataan itu, ibu tobi sangatlah sedih.
Sebenarnya ia ingin sekali memberi tobi makanan seperti yang tobi inginkan.
Namun uang hasil penjualan garam yang ia buat sendiri hanya cukup untuk membeli
beras.
Suatu
hari, ibu tobi jatuh sakit. Tobi sangat kahwatir. Ia tak punya uang untuk
membawa ibunya kedokter. Bagaimanapun tobi sangat menyayangi ibunya. Karena
ibunya yang telah merawat tobi sejak kecil sendirian. Ayah tobi telah meninggal
sebelum tobi dilahirkan.
Malam
itu tobi bermimpi. Dalam mimpinya ia bertemu dengan seorang kakek yang belum
pernah ia kenal dan di tempat yang asing baginya
“jika
kau ingin ibumu sembuh, pergilah dan cari 3 buah apel emas dari gua ube, danau
ikaga, dan kerajaan tasuma.” Ujar kakek dalam mimpi tobi ”bawalah garam sebagai
perbekalan dan gunakan sebagai senjata jika kau menghadapi masalah.”
Tobi
terbangun dari tidurnya, ia memandang kea rah ibunya yang tengah tertidur lemas
lalu ia teringat dengan perkataan kakek misterius dalam mimpinya. Begegas ia
menuju dapur lalu mengambil garam dan dibungkus dengan kain yang diikat
ujungnya. Sebelum pergi, ia sempatkan untuk berpesan kepada tetangganya untuk
menjaga ibunya selama ia pergi.
Tobi
menuju ketempat pertama, sebuah gua di tengah hutan rimba. Akhirnya tobi sampai
di hadapan sebuah gua besar dan gelap. Di mulut gua tersebut tumbuh sebuah
pohon apel, buahnya tampak berkilauan. Tobi melangkah dengan hati-hati menuju
gua itu dan tiba-tiba seekor ular besar mengejutkannya. Lidah ular itu
menjulur-julur seakan sangat kelaparan. Tobi teringat akan mimpinya, kemudian
ia mengambil sekantung garam yang ia bawa lalu menaburkannya kearah ular itu.
Ajaib!!! Seketika itu juga ular itu meninggalkan pohon apel emas. Tobi dapat
dengan mudah mengambil buahnya.
Tempat
kedua adalah sebuah danau yang berada di tepi hutan. Setelah menembus semak
belukar akhirnya tobi sampai di danau ikaga, habitat ikan ganas yang besar dan
kanibal. Pohon apel emas berada di tengah danau itu. Ketika tobi berdiri di
tepi danau, ikan-ikan didalam danau itu saling berloncatan mencoba meraih
tangan tobi. Tobi ketakutan, ia telah kehabisan cara. namun kemudian ia
menaburkan garam kedua kedalam danau. Dan seketika itu satu-persatu ikan di
dalam danau itu mati mengapung. Dengan gesit tobi berenang dan mengambil apel
emas yang kedua. ternyata sekantung garam yang tobi taburkan kedalam danau
tersebut telah mengubah kadar garam di dalam danau menjadi sangat tinggi,
sehingga ikan-ikan tidak kuat dan mati.
Tempat
terakhir adalah sebuah kerajaan yang sangat jauh di tepi hutan. Di tengah jalan
tobi sangat kelaparan. Ia hamper menyerah. Namun ia teringat akan ibunya.
Semangatnya pun bangkit hingga akhirnya ia sampai.
Ketika
memasuki kerajaan tasuma. Tobi ditangkap oleh prajurit kerajaan karena ia dianggap
penyusup. Tobi di bawa menghadap raja yang terkenal sangat ganas.
“kau
akan ku bebaskan apabila kau mampu mengabulkan permintaanku.” Ucap raja itu
dengan nada tinggi “setelah koki andalanku meninggal. Seluruh makanan di
kerajaan ini terasa tidak enak bagiku. Dan kau harus membuatkanku masakan
seperti kokoku bagaimanapun caranya.”
Tobi
sangat bingung. Sekalipun ia tak pernah memasak. Prajurit yang berdiri di
belakangnya menariknya ke dapur. Berbagai bahan masakan berjejer di hadapan
tobi, namun ia bingung apa yang harus ia masak. Kemudian tobi teringat ketika
ibunya memasak sup. Tobi memulai langkah pertama dengan memotong-motong sayuran
kemudian memasukanyya kedalam air yang telah mendidih. Setelah cukup matang ia
mncicipinya.
“hueekkkk!!!.
Rasanya hambar.” Keluh tobi. Ia sangat sedih. Kemudian ia teringat akan
sekantung garam terakhir yang ia bawa. Tanpa ragu tobi menaburkan garam
tersebut kedalam masakannya. Ajaib!!! Seketika itu sup tobi terasa sangat
lezat. Garam itu seakan mewakili bumbu yang tebi butuhkan dengan takaran yang
pas.
Tanpa
ragu tobi menghidangkan supnya kepada raja. Satu suapan pertama, mata raja
tampak berbinr-binar.
“belum
pernah aku makan su selezat ini.” Ucap raja bahagia
“terimakasih
baginda.” Tobi sangat senang
“sebagai
imbalannya kau boleh meminta apapun yang kau mau di dalam kerajaanku.” Ujar
raja yang berubah menjadi ramah
“aku
hanya ingin sebuah apael emas.” Ucap tobi dengan hati-hati
“ambilah!
Ambilah sesukamu di kebun apel emasku.” Raja itu kembali menikmati sup buatan
tobi.
Setelah
mendapat apel emas yang ketiga, tobi pulang dengan diantar prajurit kerajaan.
Sesampainya di rumah ia memberikan apel emas itu kepada ibunya dan seketiak itu
ibunya kembali sembuh. Tobi berjanji tidak akan pernah lagi menyakiti hati
ibunya dan akan selalu menerima apapun yang ibunya berikan.