Rabu, 02 April 2014



3 kantung garam
“huh, lagi-lagi garam.” Keluh tobi ketika hendak makan dan hanya ada nasi serta garam di atas meja makan. Mendengar perkataan itu, ibu tobi sangatlah sedih. Sebenarnya ia ingin sekali memberi tobi makanan seperti yang tobi inginkan. Namun uang hasil penjualan garam yang ia buat sendiri hanya cukup untuk membeli beras.
Suatu hari, ibu tobi jatuh sakit. Tobi sangat kahwatir. Ia tak punya uang untuk membawa ibunya kedokter. Bagaimanapun tobi sangat menyayangi ibunya. Karena ibunya yang telah merawat tobi sejak kecil sendirian. Ayah tobi telah meninggal sebelum tobi dilahirkan.
Malam itu tobi bermimpi. Dalam mimpinya ia bertemu dengan seorang kakek yang belum pernah ia kenal dan di tempat yang asing baginya
“jika kau ingin ibumu sembuh, pergilah dan cari 3 buah apel emas dari gua ube, danau ikaga, dan kerajaan tasuma.” Ujar kakek dalam mimpi tobi ”bawalah garam sebagai perbekalan dan gunakan sebagai senjata jika kau menghadapi masalah.”
Tobi terbangun dari tidurnya, ia memandang kea rah ibunya yang tengah tertidur lemas lalu ia teringat dengan perkataan kakek misterius dalam mimpinya. Begegas ia menuju dapur lalu mengambil garam dan dibungkus dengan kain yang diikat ujungnya. Sebelum pergi, ia sempatkan untuk berpesan kepada tetangganya untuk menjaga ibunya selama ia pergi.
Tobi menuju ketempat pertama, sebuah gua di tengah hutan rimba. Akhirnya tobi sampai di hadapan sebuah gua besar dan gelap. Di mulut gua tersebut tumbuh sebuah pohon apel, buahnya tampak berkilauan. Tobi melangkah dengan hati-hati menuju gua itu dan tiba-tiba seekor ular besar mengejutkannya. Lidah ular itu menjulur-julur seakan sangat kelaparan. Tobi teringat akan mimpinya, kemudian ia mengambil sekantung garam yang ia bawa lalu menaburkannya kearah ular itu. Ajaib!!! Seketika itu juga ular itu meninggalkan pohon apel emas. Tobi dapat dengan mudah mengambil buahnya.
Tempat kedua adalah sebuah danau yang berada di tepi hutan. Setelah menembus semak belukar akhirnya tobi sampai di danau ikaga, habitat ikan ganas yang besar dan kanibal. Pohon apel emas berada di tengah danau itu. Ketika tobi berdiri di tepi danau, ikan-ikan didalam danau itu saling berloncatan mencoba meraih tangan tobi. Tobi ketakutan, ia telah kehabisan cara. namun kemudian ia menaburkan garam kedua kedalam danau. Dan seketika itu satu-persatu ikan di dalam danau itu mati mengapung. Dengan gesit tobi berenang dan mengambil apel emas yang kedua. ternyata sekantung garam yang tobi taburkan kedalam danau tersebut telah mengubah kadar garam di dalam danau menjadi sangat tinggi, sehingga ikan-ikan tidak kuat dan mati.
Tempat terakhir adalah sebuah kerajaan yang sangat jauh di tepi hutan. Di tengah jalan tobi sangat kelaparan. Ia hamper menyerah. Namun ia teringat akan ibunya. Semangatnya pun bangkit hingga akhirnya ia sampai.
Ketika memasuki kerajaan tasuma. Tobi ditangkap oleh prajurit kerajaan karena ia dianggap penyusup. Tobi di bawa menghadap raja yang terkenal sangat ganas.
“kau akan ku bebaskan apabila kau mampu mengabulkan permintaanku.” Ucap raja itu dengan nada tinggi “setelah koki andalanku meninggal. Seluruh makanan di kerajaan ini terasa tidak enak bagiku. Dan kau harus membuatkanku masakan seperti kokoku bagaimanapun caranya.”
Tobi sangat bingung. Sekalipun ia tak pernah memasak. Prajurit yang berdiri di belakangnya menariknya ke dapur. Berbagai bahan masakan berjejer di hadapan tobi, namun ia bingung apa yang harus ia masak. Kemudian tobi teringat ketika ibunya memasak sup. Tobi memulai langkah pertama dengan memotong-motong sayuran kemudian memasukanyya kedalam air yang telah mendidih. Setelah cukup matang ia mncicipinya.
“hueekkkk!!!. Rasanya hambar.” Keluh tobi. Ia sangat sedih. Kemudian ia teringat akan sekantung garam terakhir yang ia bawa. Tanpa ragu tobi menaburkan garam tersebut kedalam masakannya. Ajaib!!! Seketika itu sup tobi terasa sangat lezat. Garam itu seakan mewakili bumbu yang tebi butuhkan dengan takaran yang pas.
Tanpa ragu tobi menghidangkan supnya kepada raja. Satu suapan pertama, mata raja tampak berbinr-binar.
“belum pernah aku makan su selezat ini.” Ucap raja bahagia
“terimakasih baginda.” Tobi sangat senang
“sebagai imbalannya kau boleh meminta apapun yang kau mau di dalam kerajaanku.” Ujar raja yang berubah menjadi ramah
“aku hanya ingin sebuah apael emas.” Ucap tobi dengan hati-hati
“ambilah! Ambilah sesukamu di kebun apel emasku.” Raja itu kembali menikmati sup buatan tobi.
Setelah mendapat apel emas yang ketiga, tobi pulang dengan diantar prajurit kerajaan. Sesampainya di rumah ia memberikan apel emas itu kepada ibunya dan seketiak itu ibunya kembali sembuh. Tobi berjanji tidak akan pernah lagi menyakiti hati ibunya dan akan selalu menerima apapun yang ibunya berikan.